Timbangan yang dinamakan ‘Industry Music’

Selasa, 25 Mei 2010

Begitu luas nya apa yang di nama kan Industry Music. Studio, artist, lagu, pencipta, label, producer, team promosi, distributor, media baik siar, cetak, online, digital, perangkat audio, gadget, product rekaman sampai si penikmat music itu sendiri adalah sekian dari rangkaian-rangkaian proses pembuatan sebuah karya yang ujung-ujung nya adalah suatu pengharapan akan ketenaran, penghasilan dan kepuasan bagi si pendengar. Rangkaian-rangkaian itu yang saya maksud ‘Industri Music’. Tentu nya tiap orang punya pemahaman yang berbeda terhadap ini, Lalu…
Bagaimana apabila ujung-ujung nya adalah kebalikan dari apa yang saya sebut diatas, kekecewaan, kerugian atau ketidakpuasan.

Seorang kawan, partner saya dalam industri, juga pemilik merangkap producer sebuah label yang sudah menghasilkan beberapa artis, bercerita panjang lebar atas apa yang sudah dia lakukan dalam memproduksi album2 nya, isinya nada kekecewaan, merasa salah masuk kedalam industri music. Income masih jauh dari investasi yang sudah di keluarkan. Mungkin hal yang sama juga terjadi kepada yang lainnya, banyak.

Media sebagai sarana penyampaian karya music sampai ke pendengar, jelas sangat banyak mempengaruhi atas kemegahan, kesuksesan, intrik social menjadikan seseorang menjadi publik figure atau celebrities ikut menarik para anak muda, pengusaha, orang yang mempunyai modal untuk masuk ke dalam industri musik. Begitu mudah nya orang mendapatkan informasi mengenai cara sukses mengelola industri music dll. Pagi siang sore televisi gak berhenti menyiarkan acara2 music, radio sampai jarang ada pengulangan pemutaran lagu karena memang catalog nya yang sudah banyak sekali. Event2 besar pasti ada artist penyanyi nya. Daya tarik tentu nya. Tanpa disadari apa yang di tayang kan dan yang disiarkan oleh media itu atau kesuksesan itu hanya dialami sekian dari ratusan penyanyi atau band yang ada.

Terhadap kekecewaan kawan saya itu, tanpa bermaksud menasehati, saya sedikit bercerita, hal pertama adalah membutuhkan mental yang kuat untuk masuk ke industri music, karena ini merupakan investasi jangka panjang yang belum tentu menghasilkan, suatu bisnis selera yang bukan berkategori primer, 1 +1 = 1 atau (minus)1 bisa terjadi di industri ini, tapi hebatnya ia bisa ada di dalam semua sector industri. Album2 yang sukses itu umum nya di produksi atau di produceri oleh orang2 yang sudah pengalaman di industri ini, yang sudah merasakan jatuh nya berinvestasi di album, tapi atas mental nya itu dan idealisme nya terhadap industri music, dia bangkit dan konsisten di jalur music nya. Kemudian, sebelum kita menganggap album kita itu gak enak atau tidak di terima di pasar, apakah kita sudah menerapkan rangkaian-rangkaian proses produksi dan promosi dengan benar ?, gak semudah itu juga sih, tapi paling tidak ini bisa mengurangi kekecewaan kawan saya, yang gak lain supaya dia kembali semangat, belajar dari pengalaman, mencoba lebih mempetakan product dan tetap berinvestasi di industri music. Kesuksesan tentu nya gak perlu di komentari, tapi bukan menjadi tolak ukur juga untuk diterapkan pada album atau artist yang kita developed.

Industri Music ibarat timbangan, sisi kiri adalah investasi, sisi kanan adalah hasil (kesuksesan atau kekecewaan), semakin besar investasi ‘bisa’ menghasilkan kesuksesan, begitupun sebalik nya. Atau, sisi kiri mental, sisi kanan hasil, sedangkan investasi adalah alat ukur nya yaitu sang timbangan.

0 komentar:

  © Blogger template Writer's Blog by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP